BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filum chordata memiliki beberapa kelas yang hidup mendominasi
kingdom animalia, antara lain adalah kelas aves. Aves merupakan chordata yang
tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah modifikasi dari sisik yang
ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi tubuh yang mencolok pada aves
adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap yang berfungsi untuk terbang.
Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada reptilia dan mamalia
yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Burung masa kini telah berkembang
sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan
perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di
sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini
juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh
burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin
ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang
tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan
otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung
menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai
macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan
tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke
puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput,
pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub.
Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung
yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau
hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan
lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji
buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur,
lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap
nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat
pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar
kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan
bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena
berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong,
menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai
yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung
ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas
bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan
reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung
membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu.
Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu;
atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang
diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang
membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar
alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.
Praktikum ini menggunakan aves dari ordo Columbiformes yaitu
Columba livia .Spesies tersebut diamati secara morfologi dan anatomi.
Pengamatan morfologi dilakukan untuk mengetahui bentuk paruh, kepala, ekor,
bulu, dan kaki. Selain itu, juga dilakukan pembedahan guna melakukan pengamatan
untuk mengetahui anatomi aves adapun bagian-bagian yang diamati yaitu sistem
digestori;mulai dari bagian cavum oris sampai saluran pembuanganya, bentuk
susunan otot pada paha,system urogenital;pada pengamatan ini hanya membedakan
organ vital jantan dan organ vital betina, dan sistem saraf.
1.2
Rumusan
Masalah
Berangkat
dari latar belakang kami ambil rumusan masalahnya yaitu” bagaimana struktur
morfologi dan anatomi beserta fungsinya pada burung merpati”
1.3
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui “bagaimana strukur morfologi
dan anatomi beserta fungsi-fungsi organ pada burung merpati”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aves
Kata
aves berasal dari bahasa latin yang dipakai sebagai nama kelas, sdang ornis
berasal dari bahasa Yunani, dipakai dalam “ornithology” memiliki arti ilmu yang
mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang
karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki
bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat
meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.[1]
Kelas aves (burung) berevolusi
selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa zaman mesozoikum. Telur
amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua cirri khas reptilia
yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak sangat berbeda
dari reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang lainnya yang
khas.[2]
2.2 ciri-ciri
Aves
Burung berdarah panas dan berkembang biak melalui telur. Tubuhnya
tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Kedua tungkai
depannya telah berubah menjadi sayap.[3]
Karakteristik :
a.
Tubuh
tertutup dengan bulu.
b.
Dua
pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi
sayap untuk terbang, sepasang posterior diadaptasikan untuk berjalan,
bertengger atau berenang.
c.
Rangka
ringan, kuat osifikasi sempurna, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan,
mulut dengan paruh yang menonjol diselaputi zat tanduk, tidak bergigi pada
burung yang hdup sekarang.
d.
Jantung
dengan empat ruang pompa, dua atrium,
dua ventrikel yang terpisah.
e.
Respirasi
dengan paru-paru.
f.
Duabelas
pasang saraf kranialis.
g.
Eksresi
dengan ginjal metanefros.
h. Suhu tubuh pada dasarnya konstan.
i.
Fertilisasi interal.[4]
Merpati
Merpati Karang (Columba livia)
adalah anggota dari familia burung Columbidae. Merpati Domestik adalah
spesies ini, dan merpati domestik yang bebas dianggap sebagai merpati liar. Dalam pemakaian umum, burung ini
sering secara singkat dinggap seperti "merpati". Spesies ini juga
dikenal sebagai Dara Karang, yang merupakan nama resmi yang digunakan British Ornithologists' Union dan American
Ornithologists' Union hingga tahun 2004 ketika mereka mengubah
daftar resmi burung menjadi Merpati Karang.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan :
Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : C. livia[5]
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : C. livia[5]
Morfologi Burung
Tubuh burung
dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang, truncus
(badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap)
yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh
waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat,
sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh)
yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah.
Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah
luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.
Pada atap paruh
atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa
sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada
kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana
nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata
terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor
terdapat anus.
Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh
vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan
sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga
terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis
sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang
epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa
zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin,
1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
·
Filoplumae,
Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft
yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
·
Plumulae,
Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
·
Plumae,
Bulu yang sempurna.
·
Barbae
·
Barbulae,
Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels
yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Ø
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
Ø
Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
Ø
Rachis, yaitu
lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Ø Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas
barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal
calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut
umbilicus superior. Bulu burung
pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut
teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
§
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
§
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya
simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
§
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
§
Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada
digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
§
Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada
radial ulna.
§ Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai
kelanjutan sekunder daerah siku.
§ Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
§ Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).[6]
Anatomi Burung Merpati
Sistem Digestori
Tractus
digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua
kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya
adalah pharynx yang pendek, kemudian œsophagus yang panjang dan beberapa burung
terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara
dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering disebut gizard.
Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus
berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang
menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang
berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung
sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki
oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas
bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang
terakhir adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum yang
merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii
pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui, hanya yang
jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan
relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves
memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica
fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang
menyalurkan sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi
adaptasi paruh (Jasin, 1992).
Sistem
Urogenital
Alat ekskresi
berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium
(retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah
ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca.
Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat
yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses
filtrasi ini (Jasin, 1992).
Ginjal bertipe
metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka
dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar
adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur
karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi
di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan
mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18
hari (Brotowidjoyo, 1989). Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang
bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar
dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula
seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat
menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada
kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami
atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang
berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang
oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan
jalan mengadakan kopulasi (Jasin, 1992). Waktu copulatio, maka proctoduea dari
kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada
ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian
menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah
kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar (Soewasono,
1989).[7]
System Penrnapasan
Sistem
pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya
berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh
lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung
tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen
dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan
dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya,
pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang
satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini
memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi
kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli
biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru
unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan
yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil
yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini
akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya
sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun
kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk
paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda.
Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang
mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga
seluk-beluk khususnya pada semua burung. Aves bernafas dengan paru-paru yang
berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke
leher, perut dan sayap.
Kantong
udara terdapat pada : Pangkal leher (servikal)
• Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
• Antar tulang selangka (korakoid)
• Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
• Rongga perut (saccus abdominalis)
• Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
• Membantu pernafasan terutama saat terbang
• Menyimpan cadangan udara (oksigen)
• Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
• Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak
• Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
• Antar tulang selangka (korakoid)
• Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
• Rongga perut (saccus abdominalis)
• Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
• Membantu pernafasan terutama saat terbang
• Menyimpan cadangan udara (oksigen)
• Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
• Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak
Paru-Paru Khusus Pada Burung Burung mempunyai
bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek
moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali
berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara
melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar
melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini
diciptakan untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi
bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.
Inspirasi
: udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta)
berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar.
Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya
oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan
sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi
: otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi
semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari
pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru
yang kaya karbondioksida ke luar.
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.[8]
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.[8]
Sistem Saraf
Enchephalon secara relatif lebih besar
dibandingkan reptilia. Dibagi atas tiga bagian yang pokok, yakni:
1.
Prosencephalon
(bagian muka), terbagi atas:
-
Telencephalon
(bagian termuka).
-
Dienchephalon
(bagian belakangnya).
2.
Mesencephalon
(bagian tengah).
3.
Rhombencephalon,
terbagi atas:
-
Metencephalon
(bagian atas)
-
Myencephalon
(bagian bawah).(Jasin, 1992)
Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa
pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan aves memilih
makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor tekanan pada
paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan
observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni
rongga luar, tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae
pituitaria atau hypophysa sebagai ‘the master of glands’, terletak pada dasa
otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena
jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis (Jasin, 1992).[9]
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa,27 Desember
2011, pukul 15 : 00. Di laboratorium IAIN
RADEN FATAH Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
- Cutter
- Gunting
bedah
- Nampan
- Kapas
- Alat-alat
tulis
- Kloroform
- Burung
Merpati
3.3 Cara Kerja
Pembiusan
burung merpati menggunakan kapas yang telah diberi kloroform, pengamatan bentuk
morfologi dan menggambar bagian-bagiannya,mengamati bentuk jenis-jenis bulunya
dan menggambarnya, pembedahan pertama pada bagian paha untuk melihat susunan
otot dan menggambarnya, selanjutnya pembedahan pada bagian badan untuk
mengamati system-sistem organya yaitu; pengamatan pada anatominya setelah
mengamati organ dan menggambarnya, pengamatan pada bagian cavum oris, system
digestorium, system urogenital, dan yang terakhir pengamatan pada bagian
otak(encephalon)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan preparat, didapatkan hasil yaitu:
Tabel 1 : morfologi Columba livia
Gambar
|
Keterangan
|
Gambar 2 : Morfologi Columba livia
|
1.
Caput
a.
Rostrum(paruh)
b.
Nares (lubang
hidung)
c.
Cera
d.
Organon
visusPorus
e.
acusticus
externus (lubang telinga luar)
2.
Truncus
f.
Sayap
g.
Femur
h.
Pes
i.
Digiti
j.
Flacula
3.
Cauda
|
Tabel 2 : Anatomi Columba livia
Gambar
|
Keterangan
|
Gambar 3 : Bulu
|
A. Plumae
B. Plumulae
C. Filoplume
1. Rachis
2. Vexillum
3. Calamus
4. Umbilicus inferior
5. Umbilicus superior
6. Barbae
7. Barbulae distal
8. Barbulae proximal
9. Barbulae
10.
Radioli
|
Gambar 4 : Musculus pectoralis
|
1. Tendo musculus pectoralis mayor
2. Musculus pectoralis major
3. Tendo musculus pectoralis minor
4. Musculus pectoralis minor
5. Carina sterni
6. Scapula
7. Furcula
8. Musculus belum terbuka
|
Gambar 5 : Topographi
|
1. Esophagus
2. Ingluvies
3. Proventriculus
4. Ventriculus
5. Intestinum
6. Cloaca
7. Trachea
8. Pulmo
9. Cor
10.
Hepar
11.
Lien
12.
Ovarium
13.
Ren
14.
Pancreas
|
Gambar 6 : Cavum oris
|
I. Maxilla
II.
Mandibulla
1. Nares anteriores
2. Crista marginalis
3. Nares postriores
4. Plica palatini
5. Fissura choana seundria
6. Ostium tubae auditivae
7. Pharynx
8. Aditus laryngis
9. Lingua
|
Gambar 7 : Sistem digestorium
|
1. Esophagus
2. Ingluvies
3. Proventriculus
4. Ventriculus
5. Pars descendena duodenum
6. Pars ascendena duodenum
7. Intestinum tenue
8. Coecum
9. Rectum
10.
Hepar
11.
Pancreas
|
Gambar 8 :Sistem urogenitale
|
1. Ovarium
2. Infundibulum
3. Oviduct
4. Uterus
5. Lubang muara uterus
6. Sisa oviduct
7. Ren
8. Ureter
9. Lubang muara ureter
10.
Cloaca
11.
Glandula adrenalis
|
Gambar 9 : Encephalon
|
1. Bulbus olfactorius
2. Hemis paerium
3. Lobus opticus
4. Medula oblongata
|
4.2 Pembahasan
Merpati (Columba
livia)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : C. livia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : C. livia
A.
Morfologi
Cirri morfologi
yang diamati yaitu tubuh dibedakan menjadi tiga bagian: caput, truncus, dan
cauda, adapun bagian-bagiannya sebagai berikut:
1.
Caput
Pada
bagian ini organ-organ yang terlihat yaitu:
a.
Rostrum(paruh),
dibentuk oleh maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah)
b.
Nares
(lubang hidung)
c.
Cera,
suatu tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas.
d.
Organon
visus(alat penglihat)
e.
Porus
acusticus externus (lubang telinga luar)
2.
Truncus
Ditutupi
oleh bulu, pada bagian uropygium
terdapat bulu-bulu ekor. Bulu berfungsi melindungi kulit terhadap cuaca
yang kurang sesuai, berguna untuk terbang. Dilihat dari segi anatomi bulu
burung yang dapat kami amati yaitu:
a.
Plumae
Terdiri dari bagian-bagian :
- Calamus (quill), tangkai bulu
- Rachis (saft), lanjutan calamus
- Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
- Umbilicus superior, lubang pada bagian caudal calamus
- Vexillum(vane), terbentuk oleh barbae;ialah suatu cabang kearah
lateral dari rachis.tiap barbae mempercabangkan banyak barbulae, menurut
arahnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: barbae distal dan barbae proximal.
b.
Plumulae
Terdapat pada burung yang masih
mudah, kadang-kadang juga terdapat pada burung yang sedang mengerami telurnya.
Plumulae terdiri atas:
calamus(pendek), rachis(agak mereduksi), barbae panjang(flexible), dan barbae
pendek.
c.
Filoplumae
Tumbuh pada seluruh tubuh dengan
jarak yang sangat jarang.
Adapun struktur bulu yang terlihat
yaitu:
3.
Cauda
Cauda
tersusun dari bulu-bulu yang lebih panjang dibandingkan degan bulu pada
badannya.
4.
Anatomi
Bagian-bagian
tubuh bagian dalam yang diamati yaitu :
1.
Musculus
pectoralis
Adapun susunan otot yang dapat
dilihat yaitu:
a.
Tendo
musculus pectoralis major
b.
Musculus
pectoralis major
c.
Tendo
musculus pectoralis minor
d.
Musculus
pectoralis minor
e.
Crania
sterni
f.
Scapula
g.
Furcula
h.
Musculus
belum dibuka.
2.
Topographi
Pada topographi, organ-organ yang
terlihat yaitu:
a.
Esophagus
b.
Ingluvies
c.
Proventriculus
d.
Ventriculus
e.
Intestinum
f.
Cloaca
g.
Trachea
h.
Pulmo
i.
Cor
j.
Hepar
k.
Lien
l.
Ovarium
m.
Ren
n.
Pancreas
3.
Rostrum
(paruh)
Rostru (paruh) merupakan bagian dari
system pencernaan, adapun bagian-bagian pada rostrum yang dapat diamati yaitu:
a.
Maxilla
1.
Nares
anteriores
2.
Crista
marginalis
3.
Nares
posterior
4.
Plica
palatine
5.
Fissura choana seundria
6.
Ostium
tubae auditivae
7.
Pharynx
b.
Mandibula
8.
Aditus
laryngis
9.
Lingua
4.
Sistem
pencernaan
Adapun organ-organ pencernaan yang
dapat dilihat pada preparat yaitu:
a.
Esophagus
b.
Ingluvies
c.
Proventriculus
d.
Ventriculus
e.
Pars
descendens duodeni
f.
Pars
ascendens duodeni
g.
Intestinum
tenue
h.
Coecum
i.
Rectum
j.
Hepar
k.
Pancreas
5.
Alat
kelamin
Adapun preparat yang kami gunakan
berjenis kelamin betina(♀), bagian organ-organ yang diamati yaitu:
a.
Ovarium
b.
Infundibulum
c.
Oviduct
d.
Uterus
e.
Lubang
muara uterus
f.
Sisa
oviduct
g.
Ren
h.
Ureter
i.
Lubang
muara ureter
j.
Cloaca
k.
Glandula
adrenalis
6.
Otak
(encephalon)
Adapun bagian-bagian otak yang dapat
diamati dari bagian atas yaitu:
a.
Bulbus
olfactorius
b.
Hemisphaerium
cerebri
c.
Lobus
opticus
d.
Medulla
oblongata
Jika dilihat dari pembahasan-pembahasa sebelumnya, kelas aves
merupakan kelas yang jauh lebih berkembang dibandingakan dengan kelas pisces, amphibia,
maupun reptilia, pada burung sudah memiliki bulu dan dapat terbang.
BAB V
KESIMPULAN
Columba livia
Morfologi; tubuh terbagi menjadi
tiga bagian yaitu: caput, truncus, dan cauda. Tubuh ditutupi oleh bulu-bulu
yang melindunginya dari cuaca yang tidak sesuai, selain itu digunakan untuk
terbang. Adapun anatominya yaitu: system pencernaan; esophagus, ingluvies,
proventriculus, ventriculus, pars descendens duodeni, pars ascendens duodeni,
intestinum tenue, coecum, rectum, hepar, pancreas , system urogenital, berjenis
kelamin betina dengan organ-ogannya; ovarium, infundibulum, oviduct, uterus, lubang
muara uterus, sisa oviduct, ren, ureter, lubang muara ureter, cloaca, dan glandula
adrenalis , system saraf terdiri dari; bulbus olfactorius, hemisphaerium
cerebri, lobus opticus, dan medulla oblongata.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Campbel
Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid
II. Jakarta: Erlangga
Slamet, Adeng dan Madang Kodri.2007. Zoologi
Vertebrata. Palembang: FKIP MIPA UNSRI
http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_karang(30-12-2011)
LAPORAN
PRAKTIKUM PREPARAT IV
Columba livia (♀)
Oleh :
Oleh:
Daryanti ( 09222010 )
Dosen Pembimbing :
Dian
Mutiara M, Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) RADEN
FATAH
PALEMBANG
2011
[2] A.
Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. Biologi
Edisi Kelima Jilid II. (Jakarta: Erlangga, 2003) hal.266
[3]
http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
[4] Slamet, Adeng dan Madang Kodri. Zoologi Vertebrata.
(Palembang: FKIP MIPA UNSRI, 2007),hal.66
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_karang(30-12-2011)
[6] Op.
Cit http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
[9] Op. Cit http://marinebiologi.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
trimaksih sdh memberi komentar,,,