Foto Kami

Foto Kami
Biologi Angkatan 2009

Tuesday 27 November 2012

laporan Aves (burung merpati)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Filum chordata memiliki beberapa kelas yang hidup mendominasi kingdom animalia, antara lain adalah kelas aves. Aves merupakan chordata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah modifikasi dari sisik yang ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi tubuh yang mencolok pada aves adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada reptilia dan mamalia yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.
Praktikum ini menggunakan aves dari ordo Columbiformes yaitu Columba livia .Spesies tersebut diamati secara morfologi dan anatomi. Pengamatan morfologi dilakukan untuk mengetahui bentuk paruh, kepala, ekor, bulu, dan kaki. Selain itu, juga dilakukan pembedahan guna melakukan pengamatan untuk mengetahui anatomi aves adapun bagian-bagian yang diamati yaitu sistem digestori;mulai dari bagian cavum oris sampai saluran pembuanganya, bentuk susunan otot pada paha,system urogenital;pada pengamatan ini hanya membedakan organ vital jantan dan organ vital betina, dan sistem saraf.


1.2  Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang kami ambil rumusan masalahnya yaitu” bagaimana struktur morfologi dan anatomi beserta fungsinya pada burung merpati

1.3  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui “bagaimana strukur morfologi dan anatomi beserta fungsi-fungsi organ pada burung merpati”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aves
         Kata aves berasal dari bahasa latin yang dipakai sebagai nama kelas, sdang ornis berasal dari bahasa Yunani, dipakai dalam “ornithology” memiliki arti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.[1]
            Kelas aves (burung) berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa zaman mesozoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua cirri khas reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak sangat berbeda dari reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang lainnya yang khas.[2]

2.2 ciri-ciri Aves
Burung berdarah panas dan berkembang biak melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Kedua tungkai depannya telah berubah menjadi sayap.[3]
Karakteristik :
a.       Tubuh tertutup dengan bulu.
b.      Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang.
c.       Rangka ringan, kuat osifikasi sempurna, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol diselaputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hdup sekarang.
d.      Jantung dengan empat  ruang pompa, dua atrium, dua ventrikel yang terpisah.
e.       Respirasi dengan paru-paru.
f.       Duabelas pasang saraf kranialis.
g.      Eksresi dengan ginjal metanefros.
h.      Suhu tubuh pada dasarnya konstan.
i.        Fertilisasi interal.[4]

Merpati
Merpati Karang (Columba livia) adalah anggota dari familia burung Columbidae. Merpati Domestik adalah spesies ini, dan merpati domestik yang bebas dianggap sebagai merpati liar. Dalam pemakaian umum, burung ini sering secara singkat dinggap seperti "merpati". Spesies ini juga dikenal sebagai Dara Karang, yang merupakan nama resmi yang digunakan British Ornithologists' Union dan American Ornithologists' Union hingga tahun 2004 ketika mereka mengubah daftar resmi burung menjadi Merpati Karang.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan          : Animalia
Filum               :
Chordata
Kelas               :
Aves
Ordo                :
Columbiformes
Famili              :
Columbidae
Genus              :
Columba
Spesies            : C. livia[5]
Morfologi Burung

            Tubuh burung dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat  seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.
Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus.
Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
·         Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
·         Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
·         Plumae, Bulu yang sempurna.
·         Barbae
·         Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Ø  Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
Ø  Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
Ø   Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Ø  Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
§  Tectrices, bulu yang menutupi badan.
§  Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
§  Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
§  Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
§  Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
§  Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
§  Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
§  Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).[6]

 Anatomi Burung Merpati
Sistem Digestori
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh (Jasin, 1992).
Sistem Urogenital
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin, 1992).
Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari (Brotowidjoyo, 1989). Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi (Jasin, 1992). Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar (Soewasono, 1989).[7]
System Penrnapasan
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung. Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.
Kantong udara terdapat pada : Pangkal leher (servikal)
• Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
• Antar tulang selangka (korakoid)
• Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
• Rongga perut (saccus abdominalis)
• Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
• Membantu pernafasan terutama saat terbang
• Menyimpan cadangan udara (oksigen)
• Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
• Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak

 Paru-Paru Khusus Pada Burung Burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.[8]
Sistem Saraf
Enchephalon secara relatif lebih besar dibandingkan reptilia. Dibagi atas tiga bagian yang pokok, yakni:
1.      Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:
-          Telencephalon (bagian termuka).
-          Dienchephalon (bagian belakangnya).
2.      Mesencephalon (bagian tengah).
3.      Rhombencephalon, terbagi atas:
-          Metencephalon (bagian atas)
-          Myencephalon (bagian bawah).(Jasin, 1992)

Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai ‘the master of glands’, terletak pada dasa otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis (Jasin, 1992).[9]











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa,27 Desember 2011, pukul 15 : 00. Di laboratorium IAIN RADEN FATAH Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
-    Cutter
-    Gunting bedah
-    Nampan
-    Kapas
-    Alat-alat tulis
-    Kloroform
-    Burung Merpati
3.3 Cara Kerja
            Pembiusan burung merpati menggunakan kapas yang telah diberi kloroform, pengamatan bentuk morfologi dan menggambar bagian-bagiannya,mengamati bentuk jenis-jenis bulunya dan menggambarnya, pembedahan pertama pada bagian paha untuk melihat susunan otot dan menggambarnya, selanjutnya pembedahan pada bagian badan untuk mengamati system-sistem organya yaitu; pengamatan pada anatominya setelah mengamati organ dan menggambarnya, pengamatan pada bagian cavum oris, system digestorium, system urogenital, dan yang terakhir pengamatan pada bagian otak(encephalon)




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan preparat, didapatkan hasil yaitu:
Tabel 1 : morfologi Columba livia
Gambar
Keterangan

Gambar 2 : Morfologi Columba livia
1.   Caput
a.    Rostrum(paruh)
b.    Nares (lubang hidung)
c.    Cera
d.   Organon visusPorus
e.    acusticus externus (lubang telinga luar)
2.   Truncus
f.    Sayap
g.   Femur
h.   Pes
i.     Digiti
j.     Flacula
3.   Cauda




Tabel 2 : Anatomi Columba livia
Gambar
Keterangan

Gambar 3 : Bulu
A.    Plumae
B.     Plumulae
C.     Filoplume
1.   Rachis
2.   Vexillum
3.   Calamus
4.   Umbilicus inferior
5.   Umbilicus superior
6.   Barbae
7.   Barbulae distal
8.   Barbulae proximal
9.   Barbulae
10.  Radioli


Gambar 4 : Musculus pectoralis
1.   Tendo musculus pectoralis mayor
2.   Musculus pectoralis major
3.   Tendo musculus pectoralis minor
4.   Musculus pectoralis minor
5.   Carina sterni
6.   Scapula
7.   Furcula
8.   Musculus belum terbuka




Gambar 5 : Topographi
1.   Esophagus
2.   Ingluvies
3.   Proventriculus
4.   Ventriculus
5.   Intestinum
6.   Cloaca
7.   Trachea
8.   Pulmo
9.   Cor
10.  Hepar
11.  Lien
12.  Ovarium
13.  Ren
14.  Pancreas

Gambar 6 : Cavum oris
I. Maxilla
II. Mandibulla
1.   Nares anteriores
2.   Crista marginalis
3.   Nares postriores
4.   Plica palatini
5.   Fissura choana seundria
6.   Ostium tubae auditivae
7.   Pharynx
8.   Aditus laryngis
9.   Lingua




Gambar 7 : Sistem digestorium
1.   Esophagus
2.   Ingluvies
3.   Proventriculus
4.   Ventriculus
5.   Pars descendena duodenum
6.   Pars ascendena duodenum
7.   Intestinum tenue
8.   Coecum
9.   Rectum
10.  Hepar
11.  Pancreas

Gambar 8 :Sistem urogenitale
1.   Ovarium
2.   Infundibulum
3.   Oviduct
4.   Uterus
5.   Lubang muara uterus
6.   Sisa oviduct
7.   Ren
8.   Ureter
9.   Lubang muara ureter
10.  Cloaca
11.  Glandula adrenalis



Gambar 9 : Encephalon
1.   Bulbus olfactorius
2.   Hemis paerium
3.   Lobus opticus
4.   Medula oblongata

4.2 Pembahasan
Merpati (Columba livia)
Kerajaan          : Animalia
Filum               :
Chordata
Kelas               :
Aves
Ordo                :
Columbiformes
Famili              :
Columbidae
Genus              :
Columba
Spesies            : C. livia
A.    Morfologi
Cirri morfologi yang diamati yaitu tubuh dibedakan menjadi tiga bagian: caput, truncus, dan cauda, adapun bagian-bagiannya sebagai berikut:
1.      Caput
Pada bagian ini organ-organ yang terlihat yaitu:
a.       Rostrum(paruh), dibentuk oleh maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah)
b.      Nares (lubang hidung)
c.       Cera, suatu tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas.
d.      Organon visus(alat penglihat)
e.       Porus acusticus externus (lubang telinga luar)
2.      Truncus
Ditutupi oleh bulu, pada bagian uropygium  terdapat bulu-bulu ekor. Bulu berfungsi melindungi kulit terhadap cuaca yang kurang sesuai, berguna untuk terbang. Dilihat dari segi anatomi bulu burung yang dapat kami amati yaitu:
a.       Plumae
Terdiri dari bagian-bagian :
-    Calamus (quill), tangkai bulu
-    Rachis (saft), lanjutan calamus
-    Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
-    Umbilicus superior, lubang pada bagian caudal calamus
-    Vexillum(vane), terbentuk oleh barbae;ialah suatu cabang kearah lateral dari rachis.tiap barbae mempercabangkan banyak barbulae, menurut arahnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: barbae distal dan barbae proximal.
b.      Plumulae
Terdapat pada burung yang masih mudah, kadang-kadang juga terdapat pada burung yang sedang mengerami telurnya.
Plumulae terdiri atas: calamus(pendek), rachis(agak mereduksi), barbae panjang(flexible), dan barbae pendek.
c.       Filoplumae
Tumbuh pada seluruh tubuh dengan jarak yang sangat jarang.
Adapun struktur bulu yang terlihat yaitu:
3.      Cauda
Cauda tersusun dari bulu-bulu yang lebih panjang dibandingkan degan bulu pada badannya.

4.      Anatomi
Bagian-bagian tubuh bagian dalam yang diamati yaitu :
1.      Musculus pectoralis
Adapun susunan otot yang dapat dilihat yaitu:
a.       Tendo musculus pectoralis major
b.      Musculus pectoralis major
c.       Tendo musculus pectoralis minor
d.      Musculus pectoralis minor
e.       Crania sterni
f.       Scapula
g.      Furcula
h.      Musculus belum dibuka.
2.      Topographi
Pada topographi, organ-organ yang terlihat yaitu:
a.       Esophagus
b.      Ingluvies
c.       Proventriculus
d.      Ventriculus
e.       Intestinum
f.       Cloaca
g.      Trachea
h.      Pulmo
i.        Cor
j.        Hepar
k.      Lien
l.        Ovarium
m.    Ren
n.      Pancreas
3.      Rostrum (paruh)
Rostru (paruh) merupakan bagian dari system pencernaan, adapun bagian-bagian pada rostrum yang dapat diamati yaitu:
a.       Maxilla
1.      Nares anteriores
2.      Crista marginalis
3.      Nares posterior
4.      Plica palatine
5.      Fissura choana seundria
6.      Ostium tubae auditivae
7.      Pharynx
b.      Mandibula
8.      Aditus laryngis
9.      Lingua
4.      Sistem pencernaan
Adapun organ-organ pencernaan yang dapat dilihat pada preparat yaitu:
a.       Esophagus
b.      Ingluvies
c.       Proventriculus
d.      Ventriculus
e.       Pars descendens duodeni
f.       Pars ascendens duodeni
g.      Intestinum tenue
h.      Coecum
i.        Rectum
j.        Hepar
k.      Pancreas
5.      Alat kelamin
Adapun preparat yang kami gunakan berjenis kelamin betina(♀), bagian organ-organ yang diamati yaitu:
a.       Ovarium
b.      Infundibulum
c.       Oviduct
d.      Uterus
e.       Lubang muara uterus
f.       Sisa oviduct
g.      Ren
h.      Ureter
i.        Lubang muara ureter
j.        Cloaca
k.      Glandula adrenalis
6.      Otak (encephalon)
Adapun bagian-bagian otak yang dapat diamati dari bagian atas yaitu:
a.       Bulbus olfactorius
b.      Hemisphaerium cerebri
c.       Lobus opticus
d.      Medulla oblongata
Jika dilihat dari pembahasan-pembahasa sebelumnya, kelas aves merupakan kelas yang jauh lebih berkembang dibandingakan dengan kelas pisces, amphibia, maupun reptilia, pada burung sudah memiliki bulu dan dapat terbang.








BAB V
KESIMPULAN
Columba livia
Morfologi; tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu: caput, truncus, dan cauda. Tubuh ditutupi oleh bulu-bulu yang melindunginya dari cuaca yang tidak sesuai, selain itu digunakan untuk terbang. Adapun anatominya yaitu: system pencernaan; esophagus, ingluvies, proventriculus, ventriculus, pars descendens duodeni, pars ascendens duodeni, intestinum tenue, coecum, rectum, hepar, pancreas , system urogenital, berjenis kelamin betina dengan organ-ogannya; ovarium, infundibulum, oviduct, uterus, lubang muara uterus, sisa oviduct, ren, ureter, lubang muara ureter, cloaca, dan glandula adrenalis , system saraf terdiri dari; bulbus olfactorius, hemisphaerium cerebri, lobus opticus, dan medulla oblongata.















DAFTAR PUSTAKA
A. Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga
Slamet, Adeng dan Madang Kodri.2007. Zoologi Vertebrata. Palembang: FKIP MIPA UNSRI
http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_karang(30-12-2011)

















LAPORAN PRAKTIKUM PREPARAT IV
Columba livia (♀)


 



Oleh :

Oleh:
Daryanti          ( 09222010 )

Dosen Pembimbing :
Dian Mutiara M, Si


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) RADEN FATAH
PALEMBANG
2011


[2] A. Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. Biologi Edisi Kelima Jilid II. (Jakarta: Erlangga, 2003) hal.266

[3] http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
[4] Slamet, Adeng dan Madang Kodri. Zoologi Vertebrata. (Palembang: FKIP MIPA UNSRI, 2007),hal.66

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_karang(30-12-2011)
[6] Op. Cit http://www.scribd.com/doc/48097220/Aves(28-12-2011)
[9] Op. Cit http://marinebiologi.blogspot.com